Beberapa tahun lalu, ada generasi yang berkenalan dengan komputer untuk pertama kalinya. Lalu, teknologi internet mulai muncul dan berkembang. Pertemuan generasi dengan berbagai teknologi menjadi salah satu faktor yang berdampak pada orang-orang dan budaya yang dibangun.
Saat ini, teknologi berkembang begitu kuat. Bayi-bayi terlahir, dan tumbuh bersama dunia digital. Relasi via video call, whatsapp, media sosial membuat orang-orang terhubung dengan sangat mudah. Beda banget dengan kondisi sekitar tahun 1980 - 1990an yang menghadapi berbagai keterbatasan komunikasi dan jarak. Dengan berbagai perbedaan kondisi, bagaimana caranya supaya relasi antara orang tua dengan orang muda (kali ini bahas gen Z) bisa terjalin dengan kuat?
Sebelumnya mari kita melihat dulu karakteristik unik dari Gen Z:
1. Digital Natives: Mereka tumbuh dengan teknologi, sering merasa nyaman dengan layar. Interaksi sosial mereka sering terjadi secara online.
2. Sadar Sosial: Gen Z sangat menyadari isu-isu sosial, termasuk perubahan iklim, kesetaraan, dan kesehatan mental, menjadikan mereka advokat yang penuh semangat untuk perubahan.
3. Hargai Keaslian atau otentik: Mereka menginginkan relasi yang tulus dan transparansi—percakapan yang dibumbui tidak sesuai dengan mereka.
Berdasarkan karakteristik di atas, para pendamping orang muda dapat meningkatkan relasi dengan orang-orang muda yang didampingi, antara lain:
1. Meningkatkan komunikasi yang terbuka
Misalnya saat kita berada di pertemuan sel, maka kita dapat terlibat dengan:
- Mendengarkan Aktif: Tunjukkan minat yang tulus pada apa yang ingin dikatakan mereka. Dengarkan dengan seksama, tanpa mengganggu, dan validasi perasaan mereka. Latih diri untuk tidak mudah menilai atau memberikan judgement.
- Sharing Pengalaman Iman: Dorong diskusi tentang pengalaman iman dalam keseharian. Contohnya saja dari cerita Hidup Kudus Jalur Cuci Piring ini.
- Menciptakan Ruang Aman: Ajak orang -orang muda di pertemuan sel untuk berbagi pikiran tanpa penilaian, menumbuhkan kepercayaan, dan saling menghargai apa yang telah disampaikan.
2. Menerima dan menggunakan teknologi bersama
Alih-alih melihat teknologi sebagai penghalang, pendamping dapat memanfaatkannya untuk terhubung dengan mereka. Berikut beberapa ide:
- Pelajari Platform Mereka: Temui mereka di berbagai aplikasi dan platform media sosial yang digunakan. Ini memungkinkan kita untuk memahami interaksi online mereka dengan lebih baik.
- Menonton Acara atau Bermain Game Bersama: Ikut serta dalam media yang mereka nikmati, baik itu menonton maraton serial yang sedang tren atau bermain video game.
- Berkomunikasi melalui Teks: Alih-alih selalu memilih percakapan tatap muka, jangan ragu untuk mengirim pesan teks seperti satu ayat firman Tuhan yang menguatkan atau cerita-cerita lucu yang menghibur.
3. Menunjukkan empati dan pengertian
Gen Z menghadapi tekanan yang besar—stres akademis, masalah global, dan tantangan kesehatan mental. Sebagai pendamping, kita dapat menunjukkan empati dengan:
- Mengakui Kesulitan Mereka: Validasi perasaan mereka terkait tekanan sosial dan dukunglah usaha mereka.
- Terbuka Tentang Tantangan yang juga Kita Hadapi: Bagikan pengalaman dan perasaanmu untuk mengingatkan mereka bahwa setiap orang menghadapi rintangan dan bahwa tidak apa-apa untuk mencari bantuan.
4. Mendampingi dengan Contoh
Orang muda dapat melihat para pendampingnya sebagai panutan. Menunjukkan perilaku positif dapat membangun fondasi yang kuat untuk hubungan yang sehat:
- Menjadi Teladan Keaslian: Hidupi dan bagikan nilai-nilai Kristiani secara terbuka, baik itu dengan jujur tentang perasaan atau memperjuangkan isu-isu yang penting bagi kita, seperti tanggapan terhadap free sex, LGBT, aborsi, kerusakan lingkungan, dll.
- Latih Penggunaan Teknologi yang Seimbang: Tunjukkan kepada mereka pentingnya menggunakan teknologi namun penting juga untuk menghargai momen kehidupan nyata.
- Terlibat dalam Layanan Masyarakat: Melakukan sukarelawan bersama dapat menumbuhkan rasa tujuan dan mengajarkan mereka tentang pentingnya empati dan tanggung jawab sosial. Nah, Domus Cordis punya berbagai karya misi. Yuk, ajak orang-orang muda terjun ke berbagai karya nyata dan mari semangat menciptakan dampak nyata bagi sesama. Misalnya bergabung dengan karya Be The Gift - Makan Siang Natal 2024. Mudahnya adalah dengan membeli e-kupon ini. Harganya hanya Rp.10.000,- per kupon dan dengan 30 kupon, kita sudah membantu 1 orang sahabat bersukacita makan siang bersama.
Masih ada banyak cara lain untuk meningkatkan relasi dengan orang-orang muda. Yuk, mari mulai sapa dan rangkul mereka.
Tulisan: Maria Anastasia (Salve Regina)
Â
Comments