Dalam acara “Inspire” bulan lalu telah dibahas mengenai alasan utama kenapa kita harus mengampuni orang lain yang melukai kita, yaitu karena Tuhan Yesus sendiri sudah memilih untuk mengampuni kita bahkan sebelum kita melakukan kesalahan. Kita semua sudah tahu dan paham mengenai hal itu. Tapi, seperti biasanya, lebih mudah ngomong tentang pengampunan dibandingkan melakukannya secara nyata.
Sedangkan dalam acara “Inspire” bulan ini dibahas mengenai pertanyaan-pertanyaan aplikatif yang diterima terkait topik “Forgiveness” ini. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk ini dibagi menjadi empat poin besar, sebagai berikut:
1. Pengampunan bertujuan membebaskan diri kita dari belenggu kemarahan dan kekecewaan.
Tujuan utama dari pengampunan adalah agar kita bisa berjalan ke depan dalam harapan, dalam kasih dan dalam damai, bukan dibelenggu untuk bergerak maju ke depan. Termasuk pengampunan juga perlu diberikan bagi diri sendiri. Tidak ada penghukuman bagi mereka yang di dalam Kristus Yesus sehingga bila ada rasa penghakiman dalam diri yang membuat kita terpuruk maka itu bukan berasal dari Allah.
2. Keputusan untuk mengampuni adalah langkah pertama menuju penyembuhan emosi kita.
Penolakan bahwa seseorang itu terluka menyebabkan luka itu semakin parah tapi kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita terluka menjadi langkah awal penyembuhan. Tapi memang untuk melakukan hal ini, kita tidak bisa dengan kekuatan kita sendiri karena itu perlu memohon rahmat Tuhan yang luar biasa untuk bisa melakukannya. Beri juga ruang agar luka dalam hati kita menjadi sembuh lewat waktu sambil terus mendoakan orang yang melukai kita tersebut.
3. Pengampunan membuat para murid Kristus berbeda karena pengampunan adalah bagian dari kehendak Allah.
Tuhan Yesus tidak lupa bahwa Ia pernah disalibkan, tapi Tuhan Yesus tetap mengampuni orang-orang yang melukai-Nya. Pengampunan membuat hati kita menjadi luas dan semakin bisa mengasihi seperti Kristus mengasihi karena Tuhan selalu ada dipihak mereka yang mau memulihkan relasi.
4. Pengampunan bukan "one-time experience".
Mengampuni juga bukan berarti melupakan. Pengampunan tidak terjadi satu kali tetapi sebuah proses yang membutuhkan waktu. Bila rasa sakit masih terasa muncul, ucapkanlah "Di dalam nama Yesus, aku mengampuni ... (sebut nama orang itu)". Kita bisa membuat batasan dalam relasi dengan mereka yang telah melukai kita tetapi bukan berarti menciptakan tembok yang tinggi. Batasan artinya kita membutuhkan waktu untuk mengolah rasa luka dalam hati kita untuk bisa sembuh sehingga relasi yang dibangun selanjutnya menjadi lebih sehat.
Keputusan untuk mengampuni tidak akan pernah menjadi hal yang mudah tetapi kekuatan cinta adalah terus menerus menjadi rentan untuk dilukai.
Tapi, satu hal yang pasti, Tuhan akan selalu berada di pihak yang mau terus bekerja untuk mengampuni sesamanya. Bagaimanapun juga, tugas kita selama ada di dunia ini adalah terus mengasihi sesama dengan kasih-Nya Tuhan, bukan?
Stay tuned untuk Inspire bulan Juli!
Penulis: Aufa - DC Jakarta (Caritas)
Editor: Yurika Agustina - DC Jakarta (Donkey)
Comments