top of page

Cerita dari Jambore Sumba - Menjadi Taruna Muda Katolik yang Kompak dan Misioner

“Orang Muda adalah masa kini dan masa depan Gereja.”

Ada harapan begitu besar terhadap masa kini dan masa depan Gereja ketika menyaksikan hampir 300 orang muda Katolik usia SMA yang datang dari berbagai wilayah di Sumba berkumpul mengikuti Jambore dengan tema “Menjadi Taruna Muda Katolik yang Kompak dan Misioner”. Jambore ini adalah kegiatan rutin tahunan, yang diadakan oleh Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Weetabula untuk memfasilitasi orang muda yang berasal dari paroki, kuasi paroki, bahkan pos pelayanan yang ada di Sumba. Tujuan diadakannya Jambore ini supaya mereka semakin mengenal sesama remaja Katolik se-Keuskupan serta mengenal kekayaan Gereja Katolik yang begitu luar biasa.


Tanggal 23-25 Juni 2023, delapan orang dari Domus Cordis Jakarta kembali berkesempatan melayani sebagai tim yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan isi materi acara Jambore ini. Selain tim dari Domus Cordis, ada 8 orang dari komunitas Catholic Fellowship Jakarta (https://cfjakarta.org/).


Mengawali pembukaan kegiatan Jambore, Direktur Puspas yaitu Pater Simon Tenda, CSsR memimpin perayaan Ekaristi. Pater Simon dalam homilinya mengingatkan kembali tema Jambore ini dan menekankan pada kata “tarun” yang dalam Bahasa Sansekerta berarti muda/segar. Sebagai orang muda, kita perlu menjadi orang muda Katolik yang kompak dan misioner. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan makan malam dan perkenalan. Meskipun hari sudah malam, peserta masih antusias dan bersemangat. Mereka senang dengan kedatangan kakak-kakak dari Jakarta.


Hari berikutnya, kegiatan Jambore diawali dengan misa pagi di kapel yang begitu indah. Dingin dan segarnya udara Sumba di pagi hari disertai dengan nyanyian penuh semangat selama misa dari hampir 300 remaja SMA yang hadir, membuat pagi kami diawali dengan penuh sukacita akan penyertaan Tuhan. Rasa lelah karena perjalanan kemarin terbayarkan melihat antusiasme peserta mengikuti kegiatan ini.


Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, pada kegiatan Jambore kali ini materi pengajaran diintegrasikan ke dalam aktivitas permainan. Peserta dibagi ke dalam 12 kelompok dan secara bergantian akan mengunjungi 12 pos permainan. Di setiap pos permainan, ada 1 cerita yang diambil dari cerita Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru seperti tentang kisah penciptaan, penyeberangan laut merah, Petrus berjalan di atas air, dsb. Selesai peserta menyelesaikan rangkaian permainan dan bersih diri, mereka dikumpulkan kembali dalam aula. Renaldo kemudian memberikan gambaran secara menyeluruh dari aktivitas yang sudah dilalui. Peserta diajak melihat keterkaitan antar kisah-kisah yang ada dalam satu gambaran utuh.


Sesi selanjutnya tentang penjelasan Karunia Roh Kudus, yang dibawakan oleh Lia Wiyana. Dalam sesi ini, Lia menjelaskan karunia-karunia yang bisa menjadi sarana mewartakan Kabar Gembira. Lia juga memberikan pengantar untuk sesi Pencurahan Roh Kudus yang akan dilaksanakan setelahnya. Sesi Pencurahan Roh Kudus diawali dengan pembaharuan janji baptis yang dipimpin oleh Romo Stefanus Si Pr. Seluruh tim dan para pendamping ikut membantu sebagai pendoa. Beberapa pendamping mengungkapkan ini kali pertama mereka mendoakan dan awalnya ada perasaan takut salah mendoakan namun perlahan belajar menyerahkan pada kehendak Tuhan. Sesi ini juga menjadi sesi penutup untuk kegiatan Jambore hari kedua.


Keesokan harinya, keseluruhan kegiatan Jambore diakhiri dengan misa perutusan yang dipimpin oleh Mgr. Edmund Woga, CSsR.

Dalam homilinya beliau mengingatkan kepada kita semua tentang pentingnya memiliki pengetahuan iman yang baik. Dengan pengetahuan yang dimiliki, pertumbuhan iman akan terjadi.

Misa perutusan berlangsung begitu meriah. Beberapa lagu seperti Kemuliaan dinyanyikan dengan bahasa daerah Sumba. Selain itu, ada pula penampilan berupa fragmen singkat dari peserta yang menggambarkan hanya Tuhan satu-satunya yang dapat memenuhi hati kita meskipun saat ini kita hidup di tengah kemajuan teknologi.


Selama persiapan sampai dengan terlaksananya mission trip ini, saya merasakan penyertaan Tuhan yang begitu luar biasa. Di tengah persiapan yang rasanya masih kurang di sana-sini, pada akhirnya semuanya itu dicukupkan tepat pada waktu-Nya. Adanya teman-teman full timer dan volunteer dari Domus Cordis serta CFJ yang saling mendukung dalam doa dan tindakan sungguh menguatkan. Senang rasanya bisa berkenalan langsung dan ikut terlibat dalam karya pendampingan orang muda di Sumba. Semoga semakin banyak teman-teman yang bisa ikut merasakan langsung pengalaman ini.


Sampai bertemu di mission trip berikutnya!


Penulis: Ganis R.A. Pratama - Agape

Editor : Tinna - DCX

Videografer: Bigail - DCX dan Elbert

Fotografer: Bigail - DCX dan Bendityo - CFJ




42 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page