Gereja Katolik sudah mulai memasuki tahun liturgi yang baru yang ditandai dengan hari Minggu Advent yang pertama. Komunitas Domus Cordis juga memulai tema tahunan yang baru, yaitu “Grace” (atau “Rahmat” dalam bahasa Indonesia).
Dalam Katekismus Gereja Katolik, definisi “rahmat” adalah kemurahan hati, pertolongan sukarela yang Allah berikan kepada kita, agar kita dapat menjawab panggilan-Nya (KGK 1996).
Rahmat ini juga adalah suatu karunia yang memampukan kita untuk ikut serta dalam kehidupan Allah.
Riko, selaku Pelayan Umum Domus Cordis, memberikan arahan yang lebih mendetail terkait tema besar ini. Ia mengajak kita untuk melihat konteks “rahmat” dalam Lukas bab 3. Di sini, Yohanes Pembaptis memberikan instruksi kepada orang-orang yang bertanya kepadanya apa yang harus mereka lakukan untuk bertobat dan menerima kedatangan Tuhan. Ia mengatakan beberapa hal baik, yang memang sepantasnya dilakukan seorang manusia untuk mengasihi sesamanya. Akan tetapi, kita diajak untuk melihat lebih dalam nasihat dari Yohanes Pembaptis ini. Di ayat 17, Yohanes mengatakan bahwa Allah sendiri yang akan membaptis orang-orang ini dengan Roh Kudus dan api. Sang Juruselamat, Mesias, akan memisahkan gandum dari ilalang berdasarkan nasihat ini.
Mengacu kepada definisi “rahmat” dalam Katekismus Gereja Katolik, ada satu hal yang lebih mendalam daripada sekedar pertolongan dan kasih karunia dari Allah. Dalam KGK 2003, rahmat juga adalah anugerah yang memampukan kita untuk ikut serta dalam karya Allah. Konteks inilah yang disajikan oleh Riko sebagai arahan bagi tema besar Domus Cordis di tahun 2024.
Melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memang biasa kita lakukan untuk mengasihi sesama kita, adalah hal yang baik. Kita memang dituntut untuk berbagi, menolong, dan tidak mengambil hak orang lain. Akan tetapi, lebih daripada itu, kita diajak untuk ikut serta dalam karya Allah melalui hal-hal yang bersifat adikodrati.
Teman-teman dalam komunitas Domus Cordis diajak untuk lebih banyak bermisi, melakukan hal-hal yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya, yang mungkin tidak nyaman, atau bahkan tampaknya tidak mungkin. Akan tetapi, justru di situasi-situasi seperti inilah rahmat Tuhan sungguh bekerja.
Pembaptisan yang sudah kita terima adalah ajakan dari Tuhan untuk masuk ke dalam lautan rahmat-Nya, ke dalam kehidupan-Nya. Itulah kenapa kita yang sudah dibaptis secara Katolik memiliki perutusan dalam hidup kita. Hanya ketika kita menjalankan perutusan itulah rahmat yang menyertai panggilan itu turut bekerja. Memang, terkadang dalam menjalankan perutusan rasanya berat. Akan tetapi, itulah saat yang tepat untuk memberikan ruang bagi rahmat Tuhan bekerja.
Arahan dari Riko ini kemudian dilanjutkan oleh Vio selaku Pelayan Domus Cordis Jakarta yang memberikan beberapa informasi mengenai misi-misi Domus Cordis di tahun 2024 ini. Setiap Cordisian diajak untuk ikut serta dalam misi ini dan memberikan ruang bagi rahmat Tuhan bekerja dalam kehidupan kita.
Semoga kita selalu setia dalam perutusan kita masing-masing!
Penulis: Maria Aufa
Comments