Online Retreat Teen Cordisian
Tanggal 12 s.d. 13 Juni 2021, sekitar 90 orang yang terdiri dari Teen Cordisian (TC) dan kakak pendamping mengikuti retret tahunan. Walau pandemi covid-19 namun bersyukur retret dapat tetap berjalan secara online. Retret kali ini dikoordinir teman-teman dari angkatan Dominic Savio. Awalnya memang nggak kebayang akan seperti apa, sempat kepikiran juga apakah akan sama serunya dengan retret offline? Tapi, puji Tuhan, memang tidak ada yang tak mungkin bagi Tuhan. Kegiatan berjalan baik dan lancar. Dengan menghadirkan 2 MC heboh, yaitu Leo dan Maria, suasana retret makin meriah. Wajah-wajah yang terpampang di layar ruang virtual pun tampak bersukacita, membuat kebersamaan kami terasa lengkap. Retret kali ini mengangkat tema KDRT yaitu Kasih Dalam Relasi Tuhan.
Di sini, kami belajar dari kisah Yunus. Kak Vio yang memulai sesi pertama mengatakan bahwa cinta kasih Allah merupakan suatu pemberian. Tapi sering kita seperti Yunus yang menghindar dari Tuhan. Itu artinya kita membiarkan iblis menggoda kita untuk menjauh dari Tuhan. Iblis seringkali meyakinkan bahwa kita ini hanya pendosa yang nggak pantas untuk ikut Tuhan. Padahal Tuhan begitu mencintai kita. "Buktinya aja, Dia mau memberikan anak tunggalNya tergantung di kayu salib untuk menebus kita semua," ungkap Ko Vio. Lalu gimana caranya menerima kasih dari Tuhan? "Dengan initiate, restore, and deepen our personal relationship with Him, so we're able to live happy and contented," ujar Ko Vio, menutup sesinya.
Selain Kak Vio, salah satu retret kali ini juga dibawakan sendiri oleh Teen Cordisian, yaitu Gabriel yang mengajak teman-temannya untuk tetap berada di jalanNya walau apapun rintangannya.
"Karena bagaimana pun juga, Tuhan nggak akan ninggalin kita. Dia akan selalu ada buat kita," ungkap Gabriel.
Memang ikut Tuhan itu tidaklah mudah. Ada proses dan tantangan yang harus dilalui sebelum akhinya kita mencapai hidup baru dari Tuhan. Hal ini dialami oleh Reiner, yang selama 4 tahun menunggu Tuhan bekerja dalam hidupnya. Reiner mengakui kalau ia adalah seorang yang amat pemalu. Hidupnya juga monoton. Namun Tuhan menyentuh hati Reiner melalui seorang perempuan yang membuatnya keluar dari zona nyamannya. Sampai sekarang, Reiner merasa lebih bisa mengekspresikan kasih Tuhan dengan sharing-sharingnya.
"Kadang tanpa kita sadari, Tuhan menjamah kita lewat perantara, ya kayak yang gue alami ini," ujar Reiner.
Ada juga cerita mukjizat dari kehidupan Kak Ledis yang dulu punya hati iri dan dengki. Tidak bisa mengampuni, sama seperti si sulung dalam perumpamaan anak yang hilang. Namun terlepas dari itu semua, Kak Ledis mau bertobat. Hingga sekarang, Kak Ledis terus ditempa oleh Tuhan untuk menjadi perpanjangan tanganNya dengan suara indahnya dan kemampuannya menjadi public speaker.
"Waktu kamu mau bertobat, maka kamu dan seisi rumahmu akan menerima keselamatan dari Tuhan," ujar Kak Ledis.
Pandemi tak menjadi halangan untuk bertemu
Wabah covid 19 memang banyak mengubah kebiasaan hidup kita sehari-hari, dan berusaha mencari cara sekreatif mungkin untuk tetap berformasi dan bermisi. Bagi beberapa Teen cordisian kadangkala muncul halangan seperti sinyal yang tidak mendukung. Seperti yang dialami Clarisa, angkatan baru Teen Cordisian tahun 2021/2022. Clarisa mengaku ini merupakan kali pertamanya mengikuti retreat online. "Jaringannya ilang-ilangan, Kak. Jadinya waktu zoom keluar masuk mulu deh," curhat gadis berusia 12 tahun itu. Tapi terlepas dari sinyal yang ilang-ilangan, Clarisa merasakan penghiburan yang mendalam selama mengikuti kegiatan retreat. Saat sesi pencurahan Roh Kudus berlangsung, Clarisa merasa beban yang ada di dalam hatinya terlempar jauh. Ada rasa tenang yang melingkupi hatinya. Dari sesi-sesi yang dibawakan selama retreat, Clarisa mengaku ia jadi lebih bisa bersyukur dan sadar bahwa kasih Tuhan sungguh luar biasa bagi hidupnya. Bagi Clarisa, momen yang paling berkesan ketika retreat adalah saat bermain games dalam kelompok. Ia bercerita bahwa sangat menyenangkan bisa bekerja sama dalam satu tim.
Big thanks buat teman-teman panitia dan kakak-kakak pendamping yang turut berperan dalam kelancaran retret kali ini. Harap-harap, selepas ini, ada lebih banyak lagi orang-orang muda yang mau menjadi perpanjangan berkat Tuhan untuk sesama.
Selamat bertumbuh di dalam Tuhan. Semoga Tuhan memberkati kita semua!
Penulis: Ika - Teen Cordisian DC Jakarta (Savio)
Editor: Maria Anastasia - DC Jakarta (Salve Regina)
Comments