Domus Cordis mengadakan kegiatan Inspire Jakarta setiap hari Sabtu, minggu pertama jam 15.00 s/d 16.30 WIB. Sebelumnya kegiatan ini diadakan secara offline, tapi berhubung pandemi, maka diadakan online live di channel YouTube Inspire Group dan GoPlay channel Domus Cordis. Kegiatan dimulai dengan pujian dan penyembahan, setelah itu dilanjutkan dengan pengajaran tentang iman Katolik.
"Planted" adalah tema Inspire sepanjang tahun 2022 ini, yang memberikan gambaran mengenai biji tumbuhan yang ditanam di dalam tanah. Biji itu harus menjalani proses yang sulit untuk menjadi tumbuhan yang subur dan berbuah. Di bulan April ini, Inspire mengangkat topik “Rebellious Hope” untuk mengingatkan kita pentingnya menaruh harapan kepada Tuhan dalam menjalani proses yang sulit dalam kehidupan kita, bahkan ketika tampaknya tidak ada lagi harapan di sana. Inspire kali ini dibawakan oleh Riko Ariefano, yang adalah salah satu pendiri komunitas Domus Cordis. Riko telah melayani orang muda di berbagai negara lebih dari 20 tahun.
Injil Yohanes 11:1-44 menceritakan tentang Lazarus yang sakit dan kemudian mati. Dalam bacaan ini, kita bisa melihat bahwa sebenarnya Yesus sungguh-sungguh mengasihi Lazarus. Ketika Lazarus sakit, kabar yang diberitakan kepada Yesus adalah “orang yang Yesus kasihi sedang sakit” dan Yesus langsung tahu siapa yang dimaksudkan. Ketika kabar itu diberitakan kepada Yesus yang memang biasa menyembuhkan orang sakit, tentunya Marta dan Maria, selaku saudara Lazarus, berharap Yesus juga akan menyembuhkan Lazarus, bukan? Tapi Yesus secara sengaja menunda kedatangannya ke tempat mereka, bahkan baru sampai di lokasi pada hari keempat setelah Lazarus mati. Semuanya itu boleh terjadi supaya kemuliaan Allah dinyatakan. Tapi hal ini justru membuat Martha dan Maria frustrasi, karena mereka berpikir seandainya Yesus datang lebih awal, maka Lazarus tidak akan mati.
Disini Riko mengajak untuk melihat ke dalam diri kita. Apakah ada sesuatu yang sudah mati, atau mungkin hampir mati, yang membuat kita berteriak-teriak minta tolong kepada Tuhan, namun Tuhan tampaknya secara sengaja membiarkannya? Apakah kita bisa seperti Marta dan Maria, yang mampu berharap pada Tuhan? Bahkan ketika kehilangan orang yang mereka cintai dan tahu bahwa Tuhan tampaknya tidak mendengarkan permohonan mereka.
Riko menutup pengajaran dengan postingan Twitter dari seorang perempuan bernama Jane Marczewski. Ia menuliskan, “Some people will call it ‘blind denial’ but I prefer to call it ‘rebellious hope’”. Jane sendiri berjuang melawan kanker, namun akhirnya meninggal di usia 31 tahun di bulan Februari 2022. Riko mengajak kita untuk berani menaruh pengharapan di dalam Tuhan, bahkan ketika tidak sesuai dengan harapan kita. Mari kita berusaha terus berharap kepada Tuhan dalam proses pertumbuhan kita.
Sampai bertemu lagi di Inspire bulan Mei! Jangan lupa subscribe YouTube Inspire Group dan nyalakan notifikasinya. 😉
Penulis: Aufa (DC Jakarta - Caritas)
Editor: Tinna (DC Jakarta - Sancta Gratia)
Comments