Gereja Kristus dapat selalu jatuh ke dalam godaan kehilangan antusiasme karena tidak mendengarkan lagi panggilan Tuhan untuk mengambil risiko demi iman, ...., dan kembali untuk mencari keamanan palsu duniawi. Justru orang mudalah yang mampu membantunya untuk terus menjadi muda. Christus Vivit, 37
Begitulah kutipan dari Christus Vivit, yang dibagikan oleh Romo Frans Kristi Adi Prasetya - Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI, yang menjadi narasumber dari Seri Kelas Pendamping OMK, oleh komunitas Domus Cordis.
Kelas ini diadakan pada hari Sabtu, 10 September 2022 dengan peserta lebih kurang berjumlah 35 orang dan berasal dari 16 keuskupan di seluruh Indonesia. Saat ini, pandemi Covid-19 memang hampir berakhir. Gereja serta institusi lainnya sudah kembali terbuka dengan berbagai kegiatan. Namun, permasalahannya adalah masih banyak umat di berbagai paroki, dalam hal ini Orang Muda Katolik (OMK), yang belum kembali "bangun" sepenuhnya. Nah, bagaimana caranya mengenal OMK masa kini dan mengaktifkannya kembali?
Salah satu Pendamping OMK, yaitu Ibu Pratiwi menceritakan kondisi OMK di parokinya di Kota Malang. Yang menjadi tantangan para Pendamping OMK adalah jumlah orang muda yang lebih sedikit dibanding orang tua. Mereka kesulitan mengajak orang muda untuk giat di Paroki karena umumnya orang muda lebih banyak menghabiskan waktu berkegiatan di kampus dan kafe-kafe. Rata-rata hanya 20% yang dapat terjaring dalam satu kegiatan orang muda di paroki. Di sana juga banyak orang muda yang berasal dari daerah luar dan bersekolah di Malang, sehingga pendampingan hanya bisa dilakukan satu hingga dua tahun. Setelah selesai studi, para mahasiswa kembali ke daerah masing-masing.
Begitulah salah satu keluh kesah dari Pendamping OMK. Namun, para Pendamping OMK patut diapresiasi karena tetap peduli pada orang-orang muda. Buktinya, mereka tertarik untuk hadir di Kelas Pendamping OMK ini dan berusaha mencari tahu bagaimana sih supaya bisa merangkul orang muda sehingga mereka menjadi lebih aktif.
Romo Kristi memulai dengan sharing cerita mengenai beberapa Orang Muda Katolik Indonesia yang berkarya dengan menciptakan Theme Song World Youth Day Lisbon 2023. Orang muda memang punya peran penting dalam kehidupan menggereja. Banyak karya yang bisa mereka lakukan dan hasilkan. Tentu penting bagi semua pihak belajar saling memahami satu sama lain. Dalam hal ini Pendamping OMK memahami siapa orang muda dengan karakteristiknya. Kita tidak bisa memungkiri bahwa perbedaan zaman sangat berdampak dalam relasi yang dibangun.
Saat ini, kita berada di Revolusi Industri 4.0 dan bahkan menuju Revolusi Industri 5.0. Kita berada di situasi digital dilemma, yang mana sekitar 16 jam kita habiskan untuk berinteraksi satu sama lain melalui internet. Di era-era sebelumnya, orang-orang kesulitan mengambil keputusan karena kurangnya informasi. Berbeda dengan kondisi sekarang, yang mana banjir informasi terjadi akibat teknologi yang semakin berkembang pesat.
Sesi Kelas Pendamping OMK ini berjalan lebih kurang 2 jam. Banyak pertanyaan yang terlontar oleh para Pendamping OMK. Di akhir sesi, Romo Kristi kembali mengangkat dari Christus Vivit, nomor 234 yang bertuliskan Gereja menjadi Rumah yang Terbuka bagi Orang Muda. Orang muda adalah bagian penting dari Gereja. Orang muda perlu terus dirangkul dan diajak berjalan bersama. Karena merekalah masa kini dan masa depan Gereja.
Penulis: Maria Anastasia (DC Jakarta - Salve Regina)
Comments